Assalamualaikum

Assalamualaikum

Rabu, 05 Februari 2014


Semua Tentang Salam

Kata salam dalam bahasa Arab memiliki arti keselamatan, kesejahteraan atau kedamaian. Beberapa hal yang berkenaan dengan salam adalah:
Dalil 
1. Al Qur'an      
 Allah SWT berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat "(An Nuur [24]: 27). Allah SWT berfirman: "... Maka apabila kamu memasuki (suatu rumah dari) rumah-rumah (ini) harus kamu memberi salam kepada dirimu sendiri. Salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkah lagi baik. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat (Nya) bagimu, agar kamu memahaminya "(An Nuur [24]: 61). 2.Hadits Rasulullah Saw bersabda: "Demi Dia yang diriku berada di tangan-Nya! Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman.Dan kalian tidak akan beriman sampai kalian saling berkasih-sayang.Maukah kalian aku tunjukkan suatu hal yang jika kalian kerjakan, maka akan tumbuh rasa kasih-sayang di antara kalian? Sebarkan salam di antara kalian! "(HR. Muslim). Rasulullah SAW bersabda: "Wahai manusia! Sebarkanlah salam, berilah makanan, sambunglah tali silaturahmi dan shalatlah ketika manusia lain tengah tertidur; niscaya kamu akan masuk surga dengan selamat sejahtera "(At Tirmidzi).

 2Sunnah Para Nabi dan Rasul       
 Abu Hurairah RA mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Ketika Allah menciptakan Adam, maka Allah memerintahkan:" Pergilah kepada para Malaikat dan ucapkan salam kepada mereka yang tengah duduk.Dengarkanlah jawaban salam mereka, karena itu akan menjadi ucapan salam bagi kamu dan anak cucumu kelak! "Maka pergilah Nabi Adam dan mengucapkan:" Asalaamu 'alaikum! "Para Malaikat menjawab:" Assalaamu' alaika warahmatullaah! "Mereka menambahkan warahmatullaah" (HR. Bukhary dan Muslim). Al Qur'an menceritakan kisah Ibrahim AS: "(Ingatlah) ketika mereka msuk ke tempatnya lalu mengucapkan:" Salaaman ", Ibrahim menjawab:" Salaamun "..." (Adz Dzaariyaat [51]: 25). 4. Perilaku Para ShahabatThufail Bin Ubay Bin Ka'ab pernah datang ke rumah Abdullah Bin Umar; lalu keduanya pergi ke pasar. Ketika keduanya sampai di pasar, tidaklah Abdullah Bin Umar menemui tukang rombeng, penjual toko, orang miskin dan siapa saja melainkan harus memberi salam kepada mereka. Suatu hari, Thufail Bin Ubay Bin Ka'ab datang lagi ke rumah Abdullah Bin Umar, dan diajak lagi ke pasar. Maka Thufail bertanya: "Perlu apa kita ke pasar? Kamu sendiri bukanlah seorang pedagang dan tidak ada kepentingan menanyakan harga barang atau menawar barang. Lebih baik bila kita duduk bercengkerama di sini ".Abdullah Bin Umar menjawab: "Hai Abu Bathn! Sebenarnya kita pergi ke pasar hanya untuk memasyarakatkan salam. Kita beri salam kepada siapa saja yang kita temui di sana! "(Imam Malik dalam kitab Al Muwatha 'dengan sanad shahih).

Hukum
1. Mengucapkan Salam
       Hukum mengucapkan salam adalah sunnah yang dikuatkan (sunnah mu'akadah). Rasulullah SAW bersabda: "Jika seseorang di antara kalian bertemu dengan saudaranya, maka harus memberi salam kepadanya. Jika antara dia dan saudaranya terhalang pepohonan, dinding atau bebatuan; kemudian mereka bertemu kembali, maka ucapkan salam kepadanya "(HR. Abu Daud). 

2.Menjawab Salam        
Sedangkan hukum menjawab salam adalah wajib. Sebagaimana firman Allah SWT: "Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah yang lebih baik atau balaslah dengan yang serupa. Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu "(An Nisaa '[4]: 86). 

3. Ucapan Salam        
Ucapan salam yang lengkap adalah "Assalaamu 'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh" yang artinya "semoga seluruh keselamatan, rahmat dan berkah Allah dilimpahkan kepada kalian". Ucapan salam ini sesuai dengan petunjuk Rasulullah SAW ketika beliau tengah bersama istrinya, 'Aisyah RA, beliau bersabda: "Ini Jibril mengucapkan salam kepada kamu". Maka 'Aisyah RA menjawab: "Wa' alaihissalaam warahmatullaahi wabarakaatuh" (HR. Bukhary dan Muslim). Idealnya seorang Muslim mengucapkan salam dengan lengkap, namun tetap diperkenankan seseorang untuk mengucapkan salam: a. Assalaamu 'alaikum b. Assalaamu 'alaikum warahmatullaah, atau c. Assalaamu 'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh (lengkap) Semakin lengkap ucapan salam seorang, maka semakin banyak pula prioritas yang diraihnya. Imran Bin Hushain RA menceritakan tentang seseorang yang mendatangi Rasulullah SAW dan mengucapkan salam: "Assalaamu 'alaikum!" Rasulullah SAW menjawab salam tersebut, dan kemudian memberikan komentar: "Sepuluh!" Kemudian datang orang lain yang mengucapkan salam: "Assalaamu' alaikum warahmatullaah! "Rasulullah SAW menjawab dan kemudian memberikan komentar:" Duapuluh! "Dan datanglah orang ketiga dan mengucapkan salam:" Assalaamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh! "Maka Rasulullah SAW menjawab:" Tigapuluh! "(HR. Abu Daud dan Tirmidzi).Demikianlah, semakin lengkap ucapan salam seseorang, akan semakin banyak pula prioritas yang dia peroleh.

 4. Ucapan Balasan Salam       
Sedangkan jawaban salam, minimal setara dengan ucapan salam; dan kalau bisa, malah dilebihkan. Allah Ta'ala berfirman: "Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah yang lebih baik atau balaslah dengan yang serupa. Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu "(An Nisaa '[4]: 86). Sehingga jawaban salam yang disyari'atkan adalah: a. Bila ucapan salam "Assalaamu 'alaikum" maka jawaban minimal adalah "Wa'alaikumussalaam", jawaban lebih adalah "Wa'alaikumussalaam warahmatullaah", dan jawaban lengkapnya adalah "Wa'alaikumussalaam warahmatullaahi wabarakaatuh". b. Bila ucapan salam "Assalaamu 'alaikum warahmatullaah" maka jawaban minimal adalah "Wa'alaikumussalaam warahmatullaah", dan jawaban lengkapnya adalah "Wa'alaikumussalaam warahmatullaahi wabarakaatuh". c. Bila ucapan salam "Assalaamu 'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh" maka jawaban minimal adalah "Wa'alaikumussalaam warahmatullaahi wabarakaatuh" Adab Ada beberapa adab yang harus diperhatikan dalam menyebarkan salam, yaitu: 

1. Urutan Salam 
Sabda Rasulullah SAW: a. Orang yang berkendaraan memberi salam kepada yang berjalan b. Orang yang berjalan memberi salam kepada orang yang duduk c. Rombongan yang sedikit memberi salam kepada rombongan yang lebih banyak d.Yang kecil (muda) memberi salam kepada yang besar (tua) (HR. Bukhary).        Itulah urutan salam yang menjadi adab bagi seorang Muslim untuk menyebarkan salam. Sikap dasar seorang Muslim adalah mencoba memaklumi orang lain dan tidak meminta untuk dimaklumi.Urutan salam inipun tidak harus membuat kita minta untuk dimaklumi.Misal orang tua sama sekali tidak mau memberi salam kepada yang lebih muda, dan menuntut supaya anak-anak muda itu yang harus terlebih dahulu mengucapkan salam kepadanya. Sikap tuntutan seperti ini tentu saja pemborosan. Mestinya seorang Muslim tidak terjebak dengan sikap kekanak-kanakan seperti ini. 

2. Mendahului Salam        
Terlepas dari urutan dalam memberi salam, Rasulullah SAW mengajarkan untuk mendahului dalam memberi salam.Diharapkan kita tidak pasif dalam mengucapkan salam, yaitu sekedar menanti datangnya ucapan salam dari orang lain. Diharapkan pula kita tidak menjadi orang yang suka menuntut orang lain untuk mengucapkan salam duluan. Rasulullah SAW mengajarkan, justru yang memulai salam itulah orang yang lebih mulia.Sabdanya: "Seutama-utama manusia bagi Allah adalah yang mendahului salam (HR. Abu Daud dan Tirmidzi). Seseorang pernah bertanya kepada Rasulullah SAW: "Ya Rasulullah, jika dua orang bertemu muka, manakah di antara keduanya yang harus terlebih dahulu memberi salam? "Rasulullah SAW menjawab:" Yang lebih dekat kepada Allah (yang berhak terlebih dahulu memberi salam) "(HR. Tirmidzi). 

3.Menjawab Setara atau Lebih        
Bila ada seseorang yang memberi salam kepada kita, maka idealnya kita memberikan jawaban yang sama (setara). Misalkan seseorang mengucapkan salam kepada kita: "Assalaamu 'alaikum warahmatuulaah!" Minimal kita harus menjawab: "Wa'alaikumussalaam warahmatullaah!" Lebih utama lagi, ketika kita memberikan jawaban yang lebih dari ucapan salam tersebut. Misalkan seseorang mengucapkan salam kepada kita: "Assalaamu 'alaikum warahmatuulaah!" Maka akan lebih baik bila kita menjawab: "Wa'alaikumussalaam warahmatullaahi wabaraakatuh!" Hal ini sesuai dengan firman Allah Ta'ala: "Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah yang lebih baik atau balaslah dengan yang serupa. Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu "(An Nisaa '[4]: 86). Jawaban salam masih kurang setara ketika kita memberi jawaban: "Wa'alaikum salaam ...!" Harusnya, jawaban itu adalah: "Wa 'alaikumus salaam ...!" Perbedaan antara keduanya adalah: salaam dan as salaam. Kata salaam berarti keamanan, sedangkan kata as salaam memiliki makna seluruh keamanan. Tentu saja tidak setara antara keamanan dan seluruh keamanan. Jawaban "Wa'alaikum salaam ..." memiliki makna keselamatan atas kalian; sedangkan jawaban "wa 'alaikumus salaam ..." memiliki makna seluruh keamanan atas kalian. Tentu saja jawaban "Wa'alaikum salaam (keselamatan atas kalian) ..." tidak setara ketika pemberi salam megucapkan: "Assalaamu 'alaikum (Seluruh keselamatan atas kalian) ...!" 

4. Menjabat Tangan       
 Selain mengucapkan salam, akhlaq yang indah (karimah) bagi seorang Muslim ketika bertemu dengan saudaranya adalah menjabat tangannya dengan hangat. Seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW: "Ya Rasulullah, jika seseorang dari kami bertemu dengan saudaranya atau temannya apakah harus menunduk-nunduk?" Jawab Rasulullah SAW: "Tidak!" Tanyanya: "Apakah harus merangkul kemudian menciumnya?" Jawab Rasulullah SAW: "Tidak ! "tanyanya lagi:" Apakah meraih tangannya kemudian menjabatnya? "Jawab Rasulullah SAW:" Ya! "(HR. Muslim). Selain memiliki nilai kehangatan dan persahabatan (ukhuwwah), jabatan tangan juga akan menghapus dosa di antara kedua Muslim yang melakukannya .Rasulullah SAW bersabda: "Tidaklah dua orang Muslim yang bertemu kemudian berjabat tangan kecuali Allah akan mengampuni dosa keduanya sampai mereka melepaskan jabatan tangannya" (HR. Abu Daud). Yang tetap harus diperhatikan harus pria tidak berjabat-tangan dengan wanita yang bukan muhrimnya, demikian pula sebaliknya. Meskipun dalam masalah ini, DR. Yusuf Al Qardhawi tidak mengharamkannya secara mutlak. 

5. Berwajah Manis        
Yang dimaksud berwajah manis adalah penampilan yang menyenangkan serta senyum yang mengembang. Gaya seperti inilah yang diinginkan Rasulullah SAW ketika seorang Muslim bertemu dengan saudaranya.Sabda Rasulullah SAW: "Jangan kalian meremehkan sedikitpun tentang kebaikan, meskipun hanya wajah yang manis saat bertemu dengan saudaramu" (Al Bukhary). 

6. Tidak Memalingkan Wajah      
 Memalingkan wajah, apapun alasannya, sulit untuk ditafsirkan lain kecuali sikap meremehkan atau memusuhi. Ketika seorang Muslim bertemu dengan saudaranya, selain salam dan jabat tangan. harus ditambah dengan menatap wajah saudaranya; tidak malah memalingkan wajah. Nilai ucapan salam dan jabatan tangan menjadi hampa dan hilang ketika seseorang melakukannya sambil memalingkan wajah. Allah SWT telah mengingatkan masalah ini dengan firman-Nya: "Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri "(Luqman [31]: 18).

 7. Tidak Membikin Gaduh      
 Setiap pembicaraan yang kita lakukan harus secukupnya saja.Maksudnya, tidak dengan suara yang berlebihan, tetapi juga tidak terlalu lemah. Minimal orang yang kita ajak berbicara mampu menangkap suara kita, itu sudah cukup. Demikian pula dalam mengucapkan salam; secukupnya saja. Al Miqdad RA biasa menyediakan susu bagian Rasulullah SAW. Maka Rasulullah SAW datang pada waktu malam, lalu beliau memberi salam dengan perlahan sehingga tidak membangunkan orang yang tidur, dan cukup didengar oleh mereka yang terjaga. Dan ia mengucapkan salam sebagaimana biasa ia mengucapkan salam (HR. Muslim). 

8. Tidak mengucapkan 'Alaikassalaam     
   Ucapan salam yang dilarang oleh Rasulullah SAW adalah 'alaikassalaam, karena kata' alaikassalaam adalah salam untuk orang yang telah meninggal. Abu Juray al Hujaimi datang kepada Rasulullah SAW sambil mengucapkan: "'Alaikassalaam, ya Rasulullah!" Maka Rasulullah SAW berkata: "Jangan mengatakan' alaikassalaam karena 'alaikassalaam itu adalah salam untuk orang mati" (HR. Abu Daud dan At Tirmidzi). 

9 . Salam kepada Lain Jenis       
 Laki-laki diperkenankan memberi salam kepada wanita; dan sebaliknya wanita juga diperbolehkan mengucapkan salam kepada laki-laki. Demikianlah yang dilakukan Rasulullah SAW ketika melewati sekelompok wanita. Beliau memberi salam kepada mereka (HR. Abu Daud dan Tirmidzi). Asma 'Binti Jazid menceritakan bahwa ketika Rasulullah SAW berjalan di masjid mendadak melihat rombongan wanita tengah duduk, maka ia melambaikan tangan dengan mengucapkan salam "(HR. At Tirmidzi).Sedangkan salam wanita kepada laki-laki digambarkan oleh Ummu Hani 'binti Abu Thalib RA ketika datang kepada Rasulullah SAW saat Fat-hu Makkah (penaklukan kota Makkah). Saat itu, Rasulullah SAW tengah mandi dan di depan ada Fathimah. Maka Ummu Hani 'memberikan salam kepada Rasulullah SAW (HR. Muslim). Tentu saja, memberikan salam kepada lawan jenis yang bukan muhrim dilakukan dengan tetap memperhatikan adab-adab pergaulan lawan jenis.Jangan sampai salam dengan lawan jenis justru dijadikan sebagai pengantar mendekati perbuatan zina. Misalkan salam anak-anak muda kepada lawan jenis dengan ragam salam yang tidak tepat. Ada salam sayang, salam mesra, salam rindu dan mungkin ada salam-salam lain yang lebih berbahaya. Padahal salam seperti itu ditujukan kepada lawan jenis yang bukan muhrim bukan pula istri / suaminya.Salam seperti inilah yang tidak lagi bernilai syar'i. 

10. Salam kepada Orang Non Muslim    
    Diharamkan seorang Muslim mendahului mengucapkan salam kepada orang Non Muslim. Rasulullah SAW bersabda: "Jangan kalian mendahului mengucapkan salam kepada orang Yahudi atau Nashrani" (HR. Muslim). Tapi ketika forumnya telah berbaur antara orang Muslim dengan Non Muslim, maka diperkenankan kita untuk memulai mengucapkan salam. Demikianlah yang dilakukan Rasulullah SAW ketika melewati suatu majelis yang berbaur antara orang Muslim, musrikin penyembah berhala dan Yahudi. Beliau mengucapkan salam kepada mereka "(HR. Bukhary dan Muslim). Ketika orang Non Muslim memulai mengucapkan salam, maka jawaban yang diperkenankan oleh syari'at adalah: "Wa 'alaikum!" (Semoga Anda juga). Itu saja, tidak usah diperpanjang lagi.Rasulullah SAW menyarankan: "Jika orang-orang Ahli Kitab (Non Muslim) memberi salam kepadamu, maka jawablah:" Wa 'alaikum "(HR. Bukhary dan Muslim). 

11. Salam kepada Anak-anak    
    Salam tidak hanya hak bagi pemuda dan orang tua. Anak-anak pun berhak untuk mendapatkan salam dan membalasnya. Bahkan, kebiasaan menyebarkan salam kepada anak-anak, diharapkan dapat mewarnai akhlaq seseorang ketika menginjak remaja dan dewasa. Anas Bin Malik RA memberi salam kepada anak-anak ketika dia berjalan di muka mereka. Kemudian Anas berkata: "Dahulu Rasulullah SAW juga berbuat seperti ini (HR. Bukhary dan Muslim). Maka berilah salam kepada anak-anak sekaligus mengkondisikan mereka dengan akhlaq-akhlaq Islami sejak dini. 

12. Salam jika Masuk Rumah      
  Allah SWT memerintahkan kepada kaum muslimin untuk meminta ijin dan mengucapkan salam ketika hendak memasuki rumah orang lain.Firman-Nya: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat "(An Nuur [24]: 27). Demikian pula jika kita memasuki rumah kita sendiri, baik dalam kondisi ada orangnya atau dalam keadaan kosong. Disyari'atkan agar kita mengucapkan salam. Allah SWT berfirman: "... Maka apabila kamu memasuki (suatu rumah dari) rumah-rumah (ini) harus kamu memberi salam kepada dirimu sendiri. Salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkah lagi baik. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat (Nya) bagimu, agar kamu memahaminya "(An Nuur [24]: 61).Rasulullah SAW pun juga mengajarkan kepada Anas Bin Malik: "Wahai anak, jika kamu masuk ke dalam rumah keluargamu, hendaknya memberi salam , sehingga menjadi berkah untuk kamu dan keluargamu "(HR. at Tirmidzi). 

13. Berkirim Salam       
 Sudah menjadi tradisi di kalangan kita untuk saling berkirim salam kepada saudara kita melalui orang lain. Tetapi ada perilaku yang masih canggung bagi kita untuk berkirim salam, yaitu isi salamnya justru seringkali tidak tersampaikan. Maka cara berkirim salam adalah sebagai berikut: Pertama, untuk pihak pengirim salam mestinya menitipkan salam sekaligus isi salamnya, sebagai mana seseorang yang berkata, "Saya mau nitip surat kepada si Fulan", maka tentunya dia akan mengambilkan surat tersebut dan diberikan kepada pengirimnya. Maka seorang pengirim surat ketika mengatakan, "Saya titip salam buat si Fulan" dia harusnya menambahkan, "Assalaamu 'alaihim warahmtullaahi wabarakaatuh". Kedua, untuk pihak pembawa salam mestinya menyampaikan salam sekaligus isi salamnya.Sebagaimana Pak Pos yang mengatakan, "Ada surat buat Bapak" kemudian dia akan menyerahkan surat tersebut kepada orang yang dituju. Demikian pula seorang pembawa salam ketika berkata kepada orang yang dituju, "Kamu dapat salam dari si Fulan" maka salamnya harus disampaikan, "Assalaamu 'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh". Ketiga, pihak penerima salam hendaknya membalas salam dari saudaranya sekaligus isinya. Maka seharusnya ketika dia berkata, "Salam balik, ya" maka dia harusnya menambahkan, "Assalaamu'alaihim warahmatullaahi wabarakaatuh". Demikianlah semestinya tata-cara berkirim salam kepada saudaranya melalui orang lain.


 Makna Salam 

1. Do'a      
  Makna salam adalah do'a seorang Muslim kepada saudaranya seiman. Kata "Assalaamu 'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh" memiliki makna "Semoga seluruh keselamatan, rahmat dan berkah diberikan Allah kepada kalian". Nilai do'a dalam konten salam ini menjadi salah satu dasar mengapa salam tidak dapat diberikan kepada orang-orang Non Muslim. Karena do'a seorang Muslim kepada Non Muslim akan tertolak, meskipun ditujukan kepada orang-orang yang dekat dalam kehidupannya. Demikian pula Rasulullah SAW tertolak do'anya ketika ditujukan kepada pamannya yang masih kafir, Abu Thalib. Dan Allah mengingatkan dengan firman-Nya: "Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya. Dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk "(Al Qashash [28]: 56).Do'a seorang Muslim kepada Non Muslim adalah do'a supaya mereka mendapat petunjuk masuk dalam pangkuan Islam. Demikianlah do'a Rasulullah SAW kepada orang Non Muslim: "Ya Allah berilah petunjuk kepada kaumku, karena sesungguhnya mereka orang yang tidak mengerti" (Sirah Nabawiyah, Abul Hasan ali An Nadwi). Atau do'a Rasululah SAW kepada Umar Bin Khaththab ketika masih kafir: "Ya Allah, berilah kemuliaan kepada Islam dengan masuk Islamnya salah satu orang terkasih kepada-Mu, yakni Abu Jahal atau Umar Bin Khaththab". Demikian pula sebaliknya. Seorang Non Muslim tidak mungkin mendo'akan seorang Muslim, karena tuhannya tidak sama.Bagaimana mungkin seorang tuan mempekerjakan seseorang yang bukan pegawainya. Sehingga, bila seorang Non Muslim memberi salam kepada kita, cukup kita balas dengan ucapan: "Wa'alaikum (Semoga kamu juga)", tidak lebih dari itu. Berkah do'a dari salam itulah yang membuat shahabat mengecilkan volume jawaban salam ketika Rasulullah SAW mengucapkan salam kepada penghuni rumahnya.Sampai salam ketiga, barulah mereka menjawab dengan suara keras.Ketika Rasulullah SAW bertanya mengapa hal itu dilakukan oleh mereka, maka dijawab: "Kami ingin mendapatkan do'a dari Rasulullah SAW". 

2. Dasar Iman dan Ukhuwwah   
     Salam merupakan dasar terbentuknya kasih-sayang (ukhuwwah), sedangkan kasih-sayang merupakan salah satu indikasi kedalaman iman. Sehingga dapat disimpulkan bahwa salam merupakan dasar bagi tegaknya iman dan ukhuwwah. Rasulullah SAW bersabda: "Demi Dia yang diriku berada di tangan-Nya! Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman.Dan kalian tidak akan beriman sampai kalian saling berkasih-sayang.Maukah kalian aku tunjukkan suatu hal yang jika kalian kerjakan, maka akan tumbuh rasa kasih-sayang di antara kalian? Sebarkan salam di antara kalian! "(HR. Muslim). 

3. Syi'ar Universal     
   Sangat keliru anggapan sebagian orang yang mengatakan bahwa salam adalah budaya Arab, sehingga diusulkan supaya diganti dengan sapaan lokal atau nasional setempat. Sebelum kedatangan Islam, orang-orang Arab tidak mengenal salam seperti yang kita pahami sekarang. Bila mereka menyapa, mereka akan mengatakan: "Shabahan Nuur (Selamat pagi)" atau "Masaa'an Nuur (Selamat malam)" dan kemudian akan dijawab "Shabahal Khair" atau "Masaa'al Khair". Setelah kedatangan Islam, sapaan ala Arab itu tidak hilang begitu saja. Sapaan itu tetap menjadi sapaan khusus dalam Bahasa Arab. Sedangkan sapaan sesuai syari'at Islam adalah: "Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi wabarakaatuh" menjadi tradisi bagi Kaum Muslimin. Sehingga bagi orang Arab yang Non Muslim tidak memakai salam sebagai sapaan mereka. Maka sangat keliru mereka yang beranggapan bahwa salam adalah sapaan budaya Arab.Meskipun salam memakai bahasa Arab. Yang benar adalah salam merupakan sapaan khas Islam yang sesuai dengan syari'at dan berpahala ketika mengerjakannya. Sekaligus salam merupakan sapaan yang bersifat universal bagi seluruh Kaum Muslimin sedunia.Dia semacam kode etik pergaulan antara sesama Muslim. Siapapun dia, berada di manapun, dan kapanpun jua; maka salam adalah sapaan pemersatu kaum Muslim di seluruh dunia. Itulah syi'ar di antara syi'ar-syi'ar agama Allah yang harus kita agungkan. "... Dan barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati" (Al Hajj [22]: 32 ). Demikianlah salam dalam kehidupan seorang Muslim. Tidak ada manfaatnya salam, apabila kita tidak mengamalkannya dalam praktek kehidupan sehari-hari. Dan dengan salam, semoga saja kita masuk surga dengan selamat.Amiin Maraji ' 1. Hasan Ayyub, Assulukul Ijtima'I 2. Imam An-Nawawi, Riyadhus shalihn 3. Sayyid Sabiq, Fiqhus Sunnah  

sumber:http://afhmawa.blogspot.com/2011/04/pentingnya-ucapan-salam.html

Makna Salam!

Makna salam

  1. Salam bukan sekedar ungkapan kasih-sayang, tetapi memberikan juga alasan dan logika kasih-sayang yang di wujudkan dalam bentuk doa pengharapan agar anda selamat dari segala macam duka-derita. Tidak seperti kebiasaan orang Arab yang mendoakan untuk tetap hidup, tetapi Salam mendoakan agar hidup dengan penuh kebaikan.
  2. Salam mengingatkan kita bahwa kita semua bergantung kepada Allah SWT. Tak satupun makhluk yang bisa mencelakai atau memberikan manfaat kepada siapapun juga tanpa perkenan Allah SWT.
  3. Perhatikanlah bahwa ketika seseorang mengatakan kepada anda, "Aku berdoa semoga kamu sejahtera." Maka ia menyatakan dan berjanji bahwa anda aman dari tangan(perlakuan)-nya, lidah(lisan)-nya, dan ia akan menghormati hak hidup, kehormatan, dan harga-diri anda.
Ibnu Al-Arabi di dalam Ahkamul Qur’an mengatakan:
Tahukah kamu arti Salam? Orang yang mengucapkan Salam itu memberikan pernyataan bahwa ‘kamu tidak terancam dan aman sepenuhnya dari diriku.’
Kesimpulannya bahwa Salam berarti:
  • Mengingat (dzikrAllah SWT,
  • Pengingat diri,
  • Ungkapan kasih sayang antar sesama Muslim,
  • Doa yang istimewa, dan
  • Pernyataan atau pemberitahuan bahwa ‘anda aman dari bahaya tangan dan lidahku’
Dalam sebuah Hadits dikatakan:
Muslim sejati adalah bahwa dia tidak membahayakan setiap Muslim yang lain dengan lidahnya dan tangannya
Jika kita memahami Hadits ini saja, sudahlah cukup untuk memperbaiki semua umat Muslim. Karena itu Muhammad sangat menekankan penyebaran pengucapan Salam antar sesama Muslim dan beliau menyebutnya sebagai perbuatan baik yang paling utama di antara perbuatan-perbuatan baik yang anda kerjakan. Ada beberapa Sabda Muhammad yang menjelaskan pentingnya ucapan salam antar seluruh Muslim.
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Kamu tidak dapat memasuki Surga kecuali bila kamu beriman. Imanmu belumlah lengkap sehingga kamu berkasih-sayang satu sama lain. Maukah kuberitahukan kepadamu sesuatu yang jika kamu kerjakan, kamu akan menanamkan dan memperkuat kasih-sayang di antara kamu sekalian? Tebarkanlah ucapan salam satu sama lain, baik kepada yang kamu kenal maupun yang belum kamu kenal." (Muslim)
Abdullah bin Amr RA mengisahkan bahwa seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW, “Apakah amalan terbaik dalam Islam?” Rasulullah SAW menjawab: Berilah makan orang-orang dan tebarkanlah ucapan salam satu sama lain, baik kamu saling mengenal ataupun tidak.” (Sahihain)
Abu Umammah RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: ”Orang yang lebih dekat kepada Allah SWT adalah yang lebih dahulu memberi Salam.” (Musnad Ahmad, Abu Dawud, dan At Tirmidzi)
Abdullah bin Mas’ud RA meriwayatkan Bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Salam adalah salah satu Asma Allah SWT yang telah Allah turunkan ke bumi, maka tebarkanlah salam. Ketika seseorang memberi salam kepada yang lain, derajatnya ditinggikan dihadapan Allah. Jika jama’ah suatu majlis tidak menjawab ucapan salamnya maka makhluk yang lebih baik dari merekalah (yakni para malaikat) yang menjawab ucapan salam.” (Musnad Al Bazar, Al Mu’jam Al Kabir oleh At Tabrani) Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Orang kikir yang sebenar-benarnya kikir ialah orang yang kikir dalam menyebarkan Salam.” Allah SWT berfirman di dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa Ayat 86:
Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan maka balaslah dengan penghormatan yang lebih baik, atau balaslah dengan yang serupa. Sesungguhnya Allah akan memperhitungkan setiap yang kamu kerjakan.
Demikianlah Allah SWT memerintahkan agar seseorang membalas dengan ucapan yang setara atau yang lebih baik. Hal ini telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hathim. Suatu hari ketika Rasulullah SAW sedang duduk bersama para sahabatnya, seseorang datang dan mengucapkan, “Assalaamu’alaikum.” Maka Rasulullah SAW pun membalas dengan ucapan “Wa’alaikum salaam wa rahmah” Orang kedua datang dengan mengucapkan “Assalaamu’alaikum wa rahmatullah” Maka Rasulullah membalas dengan, “Wa’alaikum salaam wa rahmatullah wabarakatuh” . Ketika orang ketiga datang dan mengucapkan “Assalaamu’alaikum wa rahmatullah wabarakatuhu.” Rasulullah SAW menjawab: ”Wa’alaika”.
Orang yang ketiga pun terperanjat dan bertanya, namun tetap dengan kerendah-hatian, “Wahai Rasulullah, ketika mereka mengucapkan salam yang ringkas kepadamu, engkau membalas dengan salam yang lebih baik kalimatnya. Sedangkan aku memberi salam yang lengkap kepadamu, aku terkejut Engkau membalasku dengan sangat singkat hanya dengan wa’alaika.”
Rasulullah SAW menjawab, “Engkau sama sekali tidak menyisakan ruang bagiku untuk yang lebih baik. Karena itulah aku membalasmu dengan ucapan yang sama sebagaimana yang di jabarkan Allah di dalam Al-Qur’an.”
Hasan Al-Basri berkata: “Mengawali mengucapkan salam sifatnya adalah sukarela, sedangkan membalasnya adalah kewajiban”

sumber :http://id.wikipedia.org/wiki/Assalamu_alaikum

Pentingnya Salam dan senyum :)

Hayoo !! Siapa diantara kalian yang suka tersenyum ? Boleh dong senyum !
Eiitss .. asal jangan senyum-senyum sendiri, ya! Bahaya, lhoo !!
Kenapa sih, kita harus tersenyum ??”, mungkin masih ada yang bertanya seperti itu.

Apakah kalian tahu jawabannya ? Senyum adalah ibadah yang sangat banyak manfaatnya. Misalnya, dengan kita tersenyum, akan saling memper-erat kekerabatan, dengan tersenyum kita di senangi teman-teman kita dan masih banyak mamfa’at lainnya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam sering tersenyum dan memberi salam kepada setiap muslim yang ditemuinya. Seiring dengan perkembangan zaman, banyak ajaran-ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam , yang mulai di lupakan orang.
Bahkan, sebuah senyuman yang terlihat mudah sering sekali dilupakan ! Masya allah !
Senyum memang tak bersuara, tetapi didalamnya terdapat banyak makna dan penuh dengan motivasi.
Lihatlah apa kata Rasulullah tentang senyum :
Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda,

تَبَسُّمُكَ فِى وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ

Senyummu di hadapan saudaramu (sesama muslim) adalah (bernilai) sedekah bagimu
Nah, sekarang kalian tahu kan ?? Walaupun senyum merupakan ibadah yang mudah, tetapi nilainya itu setara dengan shodaqoh.


Berarti, kalau waktu amal kita tidak punya uang, boleh dong kita senyum doang ? Kan senyum juga termasuk shodaqoh ! Sedangkan senyum memiliki nilai yang setara dengan shodaqoh !”, hihihi .. boleh aja kok ! Asal jangan keseringan, ya ! Niatnya shodaqoh, nanti malah dikira orang, gimana gitu… !





Ada lagi nih, satu ibadah yang gak susah dan gak kalah pentingnya sama senyum ! Salam, teman-teman. Kita sering mengucapkan salam kan ?
Salam adalah do’a, bentuk sapaan atau sebagai penghormatan. Salam berbunyi : ‘assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh. Yang artinya : ‘semoga keselamatan dan rahmat Allah dan berkah-Nya atas kamu’.
Seorang muslim yang baik, hendaknya ketika menyapa seseorang menggunakan salam. Bukan ‘hai’ atau ‘hello’ dan lain sebagainya. Dengan saling mengucapkan salam, sama saja kita mendo’a-kan orang yang kita sapa.
Kapan sih, kita harus mengucapkan salam ?”, mau tau ?? Ini dia beberapa diantaranya !
  • Saat memasuki rumah dan
  • Saat kita bertemu denan seorang muslim yang kita kenal.
Seperti ayat yang diturunkan Allah subhanahu wata’ala :

لَّيْسَ عَلَى الْأَعْمَىٰ حَرَجٌ وَلَا عَلَى الْأَعْرَجِ حَرَجٌ وَلَا عَلَى الْمَرِيضِ حَرَجٌ وَلَا عَلَىٰ أَنفُسِكُمْ أَن تَأْكُلُوا مِن بُيُوتِكُمْ أَوْ بُيُوتِ آبَائِكُمْ أَوْ بُيُوتِ أُمَّهَاتِكُمْ أَوْ بُيُوتِ إِخْوَانِكُمْ أَوْ بُيُوتِ أَخَوَاتِكُمْ أَوْ بُيُوتِ أَعْمَامِكُمْ أَوْ بُيُوتِ عَمَّاتِكُمْ أَوْ بُيُوتِ أَخْوَالِكُمْ أَوْ بُيُوتِ خَالَاتِكُمْ أَوْ مَا مَلَكْتُم مَّفَاتِحَهُ أَوْ صَدِيقِكُمْ ۚ لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَن تَأْكُلُوا جَمِيعًا أَوْ أَشْتَاتًا ۚ فَإِذَا دَخَلْتُم بُيُوتًا فَسَلِّمُوا عَلَىٰ أَنفُسِكُمْ تَحِيَّةً مِّنْ عِندِ اللَّهِ مُبَارَكَةً طَيِّبَةً ۚ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ

Yang artinya : “… Maka apabila kamu memasuki (suatu rumah dari) rumah- rumah (ini) hendaklah kamu memberi salam kepada (penghuninya yang berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkat lagi baik. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya bagimu, agar kamu memahaminya …” (QS. An-Nuur / 24:61)
Yang kedua, di saat kita bertemu dengan saudara kita sesama muslim. Coba teman-teman baca hadits berikut ini deh..,


Hak seorang muslim terhadap sesama muslim ada enam. Beliau ditanya, ‘Apa itu ya Rasulullah?’


Beliau menjawab, ‘Jika ia bertemu dengannya maka hendaklah ia mengucapkan salam kepadanya…’” (HR Muslim)
Jadi teman-teman, kita di sunahkan apabila bertemu dengan saudara muslim lainnya untuk mengucapkan salam. Tetapi, bagi yang mendengar salam , menjawabnya wajib lho ! Seperti yang terdapat di dalam Al Quran,
Apabila kalian diberi salam/penghormatan, maka balaslah dengan yang lebih baik atau balaslah dengan yang serupa.” (QS. An-Nisa’: 86)
Menjawab salam itu wajib, bahkan teman-teman di suruh untuk menjawab dengan yang lebih baik lagi atau paling tidak sama.
Misalnya gini nih.., kalau ada yang ngucapin,”Assalaamu’alaikum…”. Maka kita wajib menjawab dengan, “’Alaikumussalam…”, atau dengan yang lebih baik, “’Alaikumussalam warahmatullah”, atau menjawabnya dengan sempurna,”’Alaikumussalam warahmatullahi wabarakaatuh”.
Begitu teman-teman…jadi jangan pelit kalau menjawab salam ya..!
Maka dari itu, yuuk, mari kita belajar menjadi muslim yang baik !!
Belajar di waktu kecil itu, bagai mengukir diatas batu. Sedangkan belajar sesudah dewasa itu, bagai mengukir diatas air !
Selamat mencoba !!
sumber :http://cahayasiroh.com/serial-buku/siroh-dari-anak-untuk-anak/394-senyum-dan-salam-sama-pentingnya-lho-

Assalamualaikum!

               Assalamualaikum Wr Wb merupakan merupakan doa kepada sesama muslim. Walaupun ucapan salam merupakan doa kepada sesama muslim, kita juga dibolehkan mengucapkan salam kepada suatu forum walaupun didalam forum tersebut tidak bisa dipastikan 100% muslim. Nabi Muhammad SAW pun pernah mengucapkan salam kepada majelis yang bercampur dengan orang Yahudi. Karena ucapan salam hanya untuk sesama muslim, kita bisa menyapa non muslim dengan ucapan (greeting) yang disenangi oleh mereka. Terkadang ada juga orang non muslim mengucapkan salam kepada kita (muslim), kita bisa menjawabnya dengan ucapan “wa’alaikum”.

              Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh memiliki arti “Semoga kedamaian dilimpahkan kepadamu diiringi dengan rahmat dari Allah dan juga barakah dari Allah untukmu.” Arti yang sangat bagus sekali bukan. Salam merupakan doa sesama umat muslim yang didalamnya berisi banyak kebaikan.